Jadi Duta Thalassemia, Gersha Jagwani Berbagi di Momen Natal
A
A
A
JAKARTA - Gersha Jagwani telah ditunjuk oleh Yayasan Thalassaemia Indonesia sebagai duta Thalassaemia. Anak dari Adam Jagnawi yang dikenal sebagai Hans dalam sinetron dan film Si Doel ini memanfaatkan momen Natal untuk berbagi kepada mereka yang menderita Thalassaemia.
Gersha terlihat berkunjung ke Rumah Sakit Hermina di Kemayoran, Jakarta untuk berbagi kepada mereka yang mengalami Thalassaemia lewat “Berbagi Kasih di Hari Natal”. Mengenakan busana warna merah, Gersha menyapa para pasien.
Tak hanya itu, dia juga memberi sejumlah hadiah kepada seluruh pasien Thalassaemia, mulai mainan, boneka, hingga kipas angin. Para penderita Thalassaemia pun terlihat gembira mendapat perhatian dari Gersha.
“Aku berbagi di momen Natal ini, sekaligus melakukan sosialisasi tentang apa itu thalassemia dan apa pencegahan yang paling efektif sehingga penyakit ini tidak dialami banyak orang,” kata Gersha.
Pada kesempatan itu, Gersha juga beharap pemerintah bisa mendukung Thalassaemia dengan menjadikan screening darah di usia dini sebagai program wajib, sama dengan imunisasi. “Tentu kerja sama antara departemen kesehatan dan pendidikan. Aku berharap dukungan pemerintah akan menekan penyakit ini,” terang dia.
Seperti diketahui, thalassaemia merupakan penyakit berupa kelainan darah yang diturunkan dari orang tua yang membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.
Penyakit ini dimulai dari dalam rahim, terkadang bayi dapat bertahan hidup. Sebabnya, selama beberapa bulan pertama, janin akan menghasilkan jenis hemoglobin lain yang dikenal sebagai hemoglobin janin.
Thalassaemia perlu diwaspadai, terutama thalasemia yang berat (mayor), karena dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga kematian.
Gejalanya, seperti sesak napas, kulit pucat, letargi (penurunan kesadaran), mudah lelah, detak jantung cepat, sakit kepala, anemia ringan sampai berat, kekurangan zat besi, kesulitan konsentrasi, kelainan bentuk tulang, air seni berwarna lebih gelap, pembengkakan perut, penyakit kuning, dan pertumbuhan lambat.
Namun, penyakit ini bisa benar-benar tanpa gejala, dan satu-satunya cara untuk mendiagnosis penyakit ini adalah melalui tes darah yang menganalisis kondisi hemoglobin. Jadi, ada baiknya, orang tua disarankan untuk membawa anak mereka ke dokter untuk melakukan tes darah.
Gersha terlihat berkunjung ke Rumah Sakit Hermina di Kemayoran, Jakarta untuk berbagi kepada mereka yang mengalami Thalassaemia lewat “Berbagi Kasih di Hari Natal”. Mengenakan busana warna merah, Gersha menyapa para pasien.
Tak hanya itu, dia juga memberi sejumlah hadiah kepada seluruh pasien Thalassaemia, mulai mainan, boneka, hingga kipas angin. Para penderita Thalassaemia pun terlihat gembira mendapat perhatian dari Gersha.
“Aku berbagi di momen Natal ini, sekaligus melakukan sosialisasi tentang apa itu thalassemia dan apa pencegahan yang paling efektif sehingga penyakit ini tidak dialami banyak orang,” kata Gersha.
Pada kesempatan itu, Gersha juga beharap pemerintah bisa mendukung Thalassaemia dengan menjadikan screening darah di usia dini sebagai program wajib, sama dengan imunisasi. “Tentu kerja sama antara departemen kesehatan dan pendidikan. Aku berharap dukungan pemerintah akan menekan penyakit ini,” terang dia.
Seperti diketahui, thalassaemia merupakan penyakit berupa kelainan darah yang diturunkan dari orang tua yang membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.
Penyakit ini dimulai dari dalam rahim, terkadang bayi dapat bertahan hidup. Sebabnya, selama beberapa bulan pertama, janin akan menghasilkan jenis hemoglobin lain yang dikenal sebagai hemoglobin janin.
Thalassaemia perlu diwaspadai, terutama thalasemia yang berat (mayor), karena dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga kematian.
Gejalanya, seperti sesak napas, kulit pucat, letargi (penurunan kesadaran), mudah lelah, detak jantung cepat, sakit kepala, anemia ringan sampai berat, kekurangan zat besi, kesulitan konsentrasi, kelainan bentuk tulang, air seni berwarna lebih gelap, pembengkakan perut, penyakit kuning, dan pertumbuhan lambat.
Namun, penyakit ini bisa benar-benar tanpa gejala, dan satu-satunya cara untuk mendiagnosis penyakit ini adalah melalui tes darah yang menganalisis kondisi hemoglobin. Jadi, ada baiknya, orang tua disarankan untuk membawa anak mereka ke dokter untuk melakukan tes darah.
(tdy)